June 6, 2007

Keindahan Berbahasa

Kemarin malam saya pergi ke Ciwalk, nonton Pirates of the Caribbean: At World's End bareng teman-teman ITB.

Filmnya keren, saya terhibur banget! Walaupun belum nonton Pirates yang kedua, saya ngerasa asik-asik aja... Bisa dikira-kira sih maksud ceritanya, hehe. Tapi tulisan saya kali ini bukan buat membahas film ini, karena pendapat saya tentang film ini udah saya tulis di sini.

Setelah nonton, kami ngga langsung pulang. Kenapa ngga? Karena beberapa orang di antara kami mau dapet donat J.Co gratis, yang kata teman saya Tomo bakal dibagiin di depan tokonya mulai jam 10 malem. :)

Teman-teman nonton bareng ini saya kenal dari keikutsertaan saya di sebuah acara bernama AUDC (Asian University Debating Championship) yang beberapa waktu lalu diadakan di ITB; dimana saya menjadi LO (Liaison Officer), atau penghubung antara peserta dengan panitia inti. Sebelum bisa menjadi LO AUDC kami diwawancara dulu oleh Tomo, untuk melihat kemampuan kami dalam berbicara dalam bahasa Inggris, karena peserta acara yang akan kami dampingi nanti berasal dari berbagai negara di Asia dan satu-satunya bahasa yang akan dimengerti oleh semua adalah bahasa Inggris, apalagi karena lomba debatnya juga dalam bahasa Inggris. Jadi, bisa dibilang orang-orang yang diterima menjadi LO ini adalah orang-orang yang bisa berbahasa Inggris cukup baik secara verbal.

Salah satu teman saya lalu bercerita, suatu hari dia makan bersama tiga orang LO lainnya di sebuah restoran. Kebiasaan yang kadang kami lakukan tanpa sadar ketika sedang berkumpul bersama adalah bercakap-cakap dalam bahasa Inggris, dan saat makan di restoran itu mereka berempat pun mulai ngobrol menggunakan bahasa Inggris.

Setelah beberapa lama, orang-orang sekitar mereka pun mulai memperhatikan. Bukan karena mereka bikin rusuh atau berencana kabur tanpa bayar, tapi karena bahasa yang mereka pergunakan. Orang-orang yang memperhatikan itu lalu mulai menatap sinis, seakan-akan mereka bergosip tentang tamu-tamu restoran yang lain.

Ketika dua-si A dan si B-dari empat teman saya ini pulang, mereka membahas kesinisan orang-orang di restoran itu. Kira-kira begini percakapannya:

A : "Eh, lo liat ngga tadi orang ngeliatin kita sinis gitu? Kayaknya mereka ngomongin kita juga karena make bahasa Inggris ya?"
B : "Haha... Iya, gw malah denger omongan salah satu dari mereka."
A : "Oya? Denger apa?"
B : "Katanya...
'Dikasih sagu, minta kentang. Belagu, mentang-mentang'."

Waktu dengar karmina (pantun dua baris) itu, saya spontan ketawa. Lucu, kan??? Bisa-bisanya ngarang ungkapan kayak gitu.

Tapi setelah melihat ungkapan itu dari segi logika (bukan segi humor), saya pikir, kok orang-orang itu sinis banget ya.
Apa salah, bicara dengan bahasa selain bahasa nasional kita?
Kenapa harus begitu sinis jika tidak mengerti, sedangkan teman-teman saya juga tidak berbicara pada mereka?
Atau mereka merasa terintimidasi karena tidak mengerti arti percakapan teman-teman saya, dan merasa tersindir?
Kenapa harus disebut belagu, kalau maksud mereka sama sekali bukan untuk pamer kemampuan?

Kalau dilihat dari kacamata orang-orang itu, saya mengerti kenapa mereka menyebut teman-teman saya belagu; karena berbahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari masih dipandang tidak biasa oleh sebagian masyarakat.
Padahal, apa bedanya dengan kelompok orang yang berbahasa Sunda di tengah orang-orang Jakarta yang tinggal di Bandung?
Sama-sama bahasa yang tidak universal, bukan?
Kenapa orang-orang Sunda itu tidak dipandang belagu, karena bahasa mereka tidak dapat dicerna orang Jakarta?

Padahal-menurut saya-berbahasa Inggris dengan baik (tanpa dicampur aduk dengan bahasa Indonesia) bisa sangat bermanfaat buat kita. Kemampuan bahasa Inggris, saya yakin anda semua tahu, dibutuhkan di masa depan; dimana kita akan banyak berinteraksi dengan manusia dari seluruh dunia dalam masa perdagangan bebas.

Tentu saja bahasa negeri sendiri harus kita hargai, sebagai warga Indonesia yang harus bangga dan melestarikan bahasanya. Maka saya beranggapan, bahwa kebiasaan berbahasa dengan baik harus kita miliki dan tularkan pada sebanyak mungkin anggota masyarakat.

Yang saya maksud dengan berbahasa secara baik adalah dengan berusaha menggunakan satu saja bahasa dalam kalimat-kalimat yang kita gunakan, tidak mencampur-campurnya dan seenaknya membuat kata serapan baru dari bahasa asing.

Sudah terlalu sering, saya rasa, kita mendengar (atau malah berbicara) kalimat-kalimat seperti,
"Management-nya ngga bagus."
"Tune-in terus di radio ini!"
"Kafe ini nge-groove banget."

Oke, mungkin maksud orang-orang yang berbicara dua bahasa sekaligus ini baik, untuk membiasakan diri berbahasa Inggris. Tapi di mana letak penghargaan kita untuk kedua bahasa tersebut? Tidak adakah sedikit pun penghargaan terhadap guru atau tokoh pelestari bahasa, yang saya yakin gatal ingin mengoreksi dan menawarkan diksi dalam Bahasa Indonesia untuk mengubah tata bahasa semrawut orang-orang ini?

Contoh langsungnya, tiga kalimat berantakan tadi bisa langsung diberikan pilihan koreksinya:
"Manajemennya ngga bagus.", atau "Pengaturannya ngga bagus."
"Dengerin terus siaran kami!"
"Suasana kafe ini asik banget."

Tidak ada kata-kata yang terlalu 'berat' yang bisa menimbulkan kesan 'sok serius', tidak juga kata-kata yang melenceng dari makna yang dimaksud.

Saya harap makna dan harapan saya dapat anda tangkap. Maksud saya sama sekali bukan untuk menjelek-jelekkan anda yang punya kebiasaan berbahasa seperti yang saya sebut di atas, tapi hanya untuk menyadarkan anda bahwa penghargaan terhadap bahasa kita (dan juga bahasa asing) dapat kita nyatakan dengan menggunakannya secara benar.

Pasti sekali-dua kali kita pernah secara sadar atau tidak sadar berbahasa seperti ini, diri saya pun tidak terkecuali. Namun jika kita menghargai bahasa, sadarlah tiap kali mencetuskan kalimat, dan mulailah menggunakan satu bahasa saja dalam tiap kalimat. Percayalah, banyak orang yang menganggap kebiasaan dua-bahasa-dalam-satu-kalimat ini tidak indah.

Tidak menyakitkan, kok, mencoba berbahasa dengan baik dan benar. Yang dibutuhkan dari generasi muda saat ini adalah nasionalisme dan kemampuan untuk maju ke era globalisasi; membiasakan berbahasa Indonesia dengan baik bisa menjadi langkah awal menuju yang pertama, dan berbahasa Inggris dapat melancarkan jalan yang kedua.

Mari kita mulai dari diri sendiri, dan kemudian menularkannya pada orang lain.
Berpandangan global, berpikir rasional, bertindak lokal.
Jangan lagi terdengar karmina yang sinis ini:

Dikasih sagu, minta kentang.
Belagu, mentang-mentang.

28 comments:

  1. Anonymous12:37 AM

    LOL!!!

    that's why u shout@my shoutbox...
    LOL!

    guess what? I talked about this when I was announcing in 8EH...

    nie, karmina-nya salah tuh...yang benernya:
    belagu, mentang-mentang
    biasa sagu, minta kentang

    whatever!
    tetep aja lucu!

    ReplyDelete
  2. Anonymous10:54 AM

    awww, nie, this post damn remind me of...

    ...my dad :D

    you sounds just like him! ^^

    mungkin efeknya sama jika kita ngobrol pake bahasa aborigin di starbucks sydney? :p

    hahaha, it's the curse of common language :D

    ReplyDelete
  3. hey lady, this is Oknum A speaking hahaha..
    you actually take the effort and time to dig more on this topic, and i salute you for successfully capturing the essence of that incident. hear hear!

    ReplyDelete
  4. Anonymous7:28 PM

    kalo bahasa ga dicampur2 bisa jadi artinya malah ilang lho....
    misal:

    dari: "sudah di print lom?"
    jadi: "sudah di cetak belom?"

    dari: "oi itu joystik plug and play ga?"

    jadi: "oi itu tongkat kenikmatan tinggal cucuk dan main kah?"

    coba cek beberapa pencampuran bahasa dari negara tetangga berikut:

    > English-Singapore
    >
    > 1) LILY - adverb. extremely, really.
    > "Wah, you lily can sing well ah!"
    >
    > 2) VALLEY - adverb. extremely (same with
    > lily).
    > "Look! My Versachee belt, valley nice
    > hor?"
    >
    > 3) GORGES - adj. stunningly beautiful,
    > normally found with valley.
    > "Wah! Ah Beng's girlflan is valley
    > gorges leh!"
    >
    > 4) CORAL - verb. to bicker.
    > "Why, you not happy, ah? Want to coral,
    > is it?"
    >
    > 5) REEF - (normally followed with coral)
    > to argue with.
    > "You lily wantto coral reef me ah?"
    >
    > 6) ALTITUDE - adjective. a disagreeable
    > demeanour. "
    > "Ah Lian lily got a bad altitude
    > ploblem".
    >
    > 7) CIRRUS - adj. certain.
    > "You cirrus or not? Dun bruff!"
    >
    > 8) CANOPY - phrase. impossible.
    > "He bought new handphone? Canopy lah!
    > Where got money?"
    >
    > 9) OLDLADY - adj. completed.
    > "Wah...you finish oldlady ah."
    >
    > 10) SUIT - verb. to project forward.
    > "Suit! Suit! See goalkeeper come out
    > oldlady."
    >
    > 11) SOW - verb. to reveal.
    > "Sow me, sow me your new ting."
    >
    > 12) LOAD - noun. a path normally made up
    > of gravel & tar.
    > "We go Orchard Load leh."
    >
    > 13) BLINK - verb. deliver, send.
    > "What you blink for me? Sow me, sow me."
    > ------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

    ReplyDelete
  5. Anonymous7:40 PM

    mungkin pointnya bukan pada hormat-tidak menghormati bahasa... tapi mungkin lebih setuju ke oom william...tergantung kesesuaian penggunanaannya... yang yang penting pesan tersampaikan tanpa dibuat-buat, khan itu fungsi bahasa???

    dan pencampur-campuran mungkin itu suatu proses alami juga, sehingga banyak bahasa serapan masuk kedalam bahasa baku...??

    ReplyDelete
  6. Will:
    Kalo dari bunyi kata2nya, kok kayak kata2 Inggris yang diucapkan dengan dialek Singlish ya?
    Misalnya
    LILY = really;
    VALLEY = very;
    GORGES = gorgeous;
    COREL = quarrel;
    REEF = dirangkai sama 'corel' jadi plesetan 'coral reef' = terumbu karang? :) ;
    ALTITUDE = attitude;
    CIRRUS = serious;
    CANOPY = cannot be;
    OLDLADY = already;
    SUIT = Shoot??
    SOW = show;
    LOAD = road;
    BLINK = bring.

    And Singaporeans use English as their daily language. It's just like Javanese people talking English with their 'medok' accent.

    That's not what I'm talking about, Will...
    I'm talking about using languages in a decent way...

    Trus kalo soal joystick, itu kan istilah... Dan kalo maknanya ilang, ya jangan diganti. Maksudnya, gw juga ngga bakal ngomong 'kirimin gw pesan singkat ya' untuk ngeganti 'sms-in gw ya', walaupun penggunaan kata sms itu sendiri ngga bener...

    Tapi cobalah untuk berbahasa dengan lebih indah...

    ReplyDelete
  7. az&fa:

    Nah, itu dia... Kenapa ngga Bahasa Indonesia aja yang kita bikin jadi pas, jadi sesuai dengan maksud kita? Ngga harus berpuisi2 juga di obrolan sehari-hari, hehe...

    Gw setuju sih bahasa akan selalu berkembang karena ada pengaruh dari bahasa lain, misalnya jadi terbentuk kata serapan. Tapi ngga semua kata harus kita serap kan, toh masih ada padanannya?

    Tentu aja ngga usah maksa kalo jadi ngga enak didenger, tapi kalo kita make diksi yang tepat, bahasa Indonesia yang jarang dipakai malah bisa kedengaran 'cerdas' lho... ;)

    ReplyDelete
  8. huhu, thanks for coming mbak..
    blog loe keren, haha..

    soal orang yang ngobrol make bahasa inggris di Indonesia, dengan jujur terpaksa gw harus bilang kalo gw juga suka males ngeliatnya.. toh sebagai bangsa Indonesia, kita hrus melestarikan bahasa Indonesia.. spanjang masih bisa pake bahasa Indonesia sih Indonesia aja dulu kali ya..

    buat gw sih bahasa inggris disituasi informal kayak getu, mending dipake kalo di antara kita ada yang gak ngerti bahasa Indonesia, dan dalam kasus2 kayak gini gw juga make Inggris di sini..

    cuma terkadang, perlu diakui kalo ada beberapa hal yang lebih gampang dijelasin make bahasa Inggris, entah kenapa..

    soal analogi dengan berbahasa daerah di Indonesia, gw bilang sih rada beda situasinya.. toh itu masih dalam lingkup bahasa nusantara, dan mereka bangga dengan dialek mereka..

    maap ya mbak, no offense loh, tapi gw suka artikel2nya.. nt gw link ke tempat mbak..

    ngmg2 soal wikipedia, pengen coba join juga, banyak kayaknya yang pengen di share, udah coba join mbak?

    ReplyDelete
  9. Anonymous8:07 AM

    jst tke it izy n let it flw...
    ...we'll c wic is mor useful n vluable 4 dis country in d fture...
    ...u guys or thm?

    -an official diplomatic government translator & interpreter-

    ReplyDelete
  10. Anonymous8:25 AM

    yuki:

    1. "toh sebagai bangsa Indonesia, kita hrus melestarikan bahasa Indonesia.."
    >>>usin englsh dsn't mean tht i ain't proud wit my language (like i've said "my", means its mine n i'm proud of it)

    2. "spanjang masih bisa pake bahasa Indonesia sih Indonesia aja dulu kali ya.."
    >>> our Bahasa had lots of lacks cmpares wit englsh in trms of emotions, vocabs n neutrality of a word (quoted frm depdiknas linguist)

    3. "buat gw sih bahasa inggris disituasi informal kayak getu, mending dipake kalo di antara kita ada yang gak ngerti bahasa Indonesia, dan dalam kasus2 kayak gini gw juga make Inggris di sini.."
    >>> this, is smthn tht i call 'unpolite' use of language... go learn som ethics...

    4."cuma terkadang, perlu diakui kalo ada beberapa hal yang lebih gampang dijelasin make bahasa Inggris, entah kenapa.."
    >>> hre is a spportin statmnts 4 numbr 2...

    5. "soal analogi dengan berbahasa daerah di Indonesia, gw bilang sih rada beda situasinya.. toh itu masih dalam lingkup bahasa nusantara, dan mereka bangga dengan dialek mereka.."
    >>> is dis d way of "kita hrus melestarikan bahasa Indonesia.."???
    i dun tink so, coz offcialy, Indonesia only admit 1 language and it's d Bahasa only. bsides, if u used sundanese in frnt of a foreignrs, u'r not promoting d Bahasa Indonesia.
    nb: evn our daily language tht u use (gw-elo), ain't doin nthin 4 d sake of Bahasa Indonesia. in fact its damaging our Bahasa, i sggst u shall use othr langs rathr thn dmaging d Bahasa tht u lov.

    [btw, no offens tken, so dn't took my offens eithr hehehe...]

    ReplyDelete
  11. Anonymous6:34 PM

    nah ini dia contoh penggunaan bahasa yang ngaco... singlish di atas paling ga ga bikin sakit kepala. ada lagi ni: coba kasi terjemahan alternatif kalo punya.

    "Kamu pakai PUSH UP BRA ya?"
    "be ha mu mendorong ke atas ya?"

    "PUSH UP BRA itu lagi obral"
    "pakaian dalamnya diobral" :D
    (hehe.... :D )

    "udah coba PLAYSTATION 3?"
    "udah coba STASIUN MAIN 3 ?"

    "udah ngeBROWSE HARD DISK gua lom?"
    "udah MENJELAJAH PERANGKAT KERASS gua lom?"

    "belom, DRIVERnya aja belom di INSTALL"
    "belom, SUPIR nya aja belom TERPASANG"

    ReplyDelete
  12. Anonymous6:40 PM

    o... ama: (yang ini bukan istilah)
    "STAY TUNE di HEAD BANGERS MANIA"
    "PUTAR TERUS BANTING KEPALA GILA!!"

    ReplyDelete
  13. ..?:

    1."usin englsh dsn't mean tht i ain't proud wit my language (like i've said "my", means its mine n i'm proud of it)"
    >>>tak ada pun yang mengklaim penggunaan bahasa inggris berarti gak bangga ama bahasa indonesia..


    2."our Bahasa had lots of lacks cmpares wit englsh in trms of emotions, vocabs n neutrality of a word (quoted frm depdiknas linguist)"
    >>>entahlah, bisa sebutkan contohnya??

    3."this, is smthn tht i call 'unpolite' use of language... go learn som ethics..."
    >>>sapa nih yang disuruh learn some ethics??

    4."is dis d way of "kita hrus melestarikan bahasa Indonesia.."???
    i dun tink so, coz offcialy, Indonesia only admit 1 language and it's d Bahasa only. bsides, if u used sundanese in frnt of a foreignrs, u'r not promoting d Bahasa Indonesia."
    >>>sekli lagi anda salah menginterpretasikan, siapa sih yang bilang ngmg sunda brati melestarikan bahas Indonesia??doohh.. gw bicara tentang bangga akan bahasa daerah, dan kemudahan2 yang akan didapat kalo kedua pihak yang sedang berkomunikasi sama2 menguasai bahasa tersbut.. apa hubungannya ama bahasa Indonesia??

    ReplyDelete
  14. Anonymous11:55 PM

    Perselisihan diatas disebut:
    "CORAL REEF each other"
    "TERUMBU KARANG satu sama lain"

    Kalo gua bilang masing masing bahasa punya kelebihan dan kekurangan sendiri.

    Orang2 kita mengerti kelebihan bahasa inggris dan belajar menggunakannya.

    Orang2 sana mengerti kelebihan bahasa kita dan juga belajar menggunakannya. (makanya ada acara BUGIL, BUle GIla) selain juga banyak BUGIL yang belajar kesenian kita kayak gamelan, keroncong, dan laku dipertontonkan disana.

    Orang-orang sana dan sini kemudian belajar untuk KREATIF dan mencampurnya sehingga menjadi bahasa baru yang GROOVY !!!

    kalau orang-orang bergerak karena kelebihan, buat apa kita bicara kekurangan?

    ReplyDelete
  15. Anonymous12:03 AM

    coba pikirin beberapa pertanyaan ini degh:

    kalo kita ga membiasakan menggunakan bahasa inggris di situasi informal.... bagaimana cara kita mahir menggunakannya di situasi formal?

    dan apa itu merugikan? toh it's a closed community of english speaking indonesians.

    kalopun itu merugikan bagi orang yang mendengarnya (i.e. annoying, menggetar sukma, raga, dan telinga) coba sebut 1 kerugian yang bisa membuat si muncung inggris berpikir "oh, it's my problem now"

    kalo bicara bahasa asing itu dianggap norak dan tabu.... gimana bangsa bisa maju? pikirin manfaat yang bisa didapet dari fasih dan BIASA (beda lho) mendengar dan berbicara dalam bahasa asing.

    nb: tolong dibedain sama BICARAIN orang dalam bahasa asing. yang ini emang perbuatan tercela.

    ReplyDelete
  16. gak ada yang bilang merugikan william, dan gak ada yang bilang tabu.. norak mungkin pada beberapa kasus, khususnya kalo motivasi mereka buat show off, kalo emang cuma mau ngbrol biasa ya terserahlah, tak peduli saya..

    cuma terkadang ada beberapa orang yang gw tau, karena udah make inggris kemana2 jadi susah menginterpretasikan apa yang kita sampaikan dalam bahasa indonesia, langsung deh ngomel2 dan keluar topik..

    ReplyDelete
  17. Anonymous5:59 PM

    Kacian deh orang2 yang sinis tsb.
    English itu hukumnya udah hampir wajib lagi.
    Tukul Arwana yang katro aja berjuang gigih supaya bisa talking in English.
    Saya yang lebih katro lagi juga sedang berjuang supaya bisa.

    Nasionalisme gak tergantung bahasa.
    Tapi sikap.

    ReplyDelete
  18. Anonymous6:46 PM

    shall join to make it even livelier mwahhahahahah
    'tis very amazin how yes'erday there be no more than 2 comments and now this much! arrrrrrrr

    lame...
    come on guys, maybe those guys that were making up those poetic words-whatsoever were just trying to make a move on you, considering that (i assumed) your bunch were mostly girls...ah well...
    cmiiw kejehehehehhe...

    me languange not good, me want to eat, me hungry...

    -tom

    ReplyDelete
  19. Waduh! Jadi rame... Seru juga nih, hehehehe...

    Yuki:
    Thanks, sir... Waduh, nanti deh ya saya coba jadi editor Wiki kalo udah punya sambungan internet 24 jam di kos, hehe...

    "perlu diakui kalo ada beberapa hal yang lebih gampang dijelasin make bahasa Inggris, entah kenapa.." >> setuju banget!

    "tak ada pun yang mengklaim penggunaan bahasa inggris berarti gak bangga ama bahasa indonesia" >> setuju juga...

    ReplyDelete
  20. Will:

    Haha, contoh-contoh lo ekstrim banget. Kalo menurut gw sih...

    "Kamu pakai PUSH UP BRA ya?"
    "be ha mu mendorong ke atas ya?"
    >> disini Push Up Bra termasuk istilah, kayak 'joystick plug n play' lo kemaren itu... Jadi ya ngga pas kalo diganti.

    Sementara kalo
    "PUSH UP BRA itu lagi obral"
    "pakaian dalamnya diobral"
    >> kenapa nggak?

    "STAY TUNE di HEAD BANGERS MANIA"
    "PUTAR TERUS BANTING KEPALA GILA!!"
    >> sebenernya sih gw kurang ngerti, Head Bangers Mania ini apaan? Kalo nama sesuatu, ya ngga usah diganti.

    Inget ngga dulu pemerintah pernah bikin peraturan peng-Indonesia-an semua nama tempat dan merk di Indonesia? Banyak yg jadi ngga cocok dan maksa, dan gw ngga mendukung peraturan kayak gitu.

    Nah, soal bahasa kita yang dianggap 'lebih' sama orang asing, kenapa kita ngga menganggapnya sebagai kelebihan juga? Mungkin bukan kelebihan sih, tapi keunikan. Sama aja kayak budaya dan masakan Indonesia yang ada ratusan macam itu. Intinya sih pelestarian dan penghargaan, supaya ngga hilang.

    "kalo kita ga membiasakan menggunakan bahasa inggris di situasi informal.... bagaimana cara kita mahir menggunakannya di situasi formal?"
    >> gw setuju. Tapi kalo kita ngga membiasakan berbahasa secara indah dan benar, bagaimana bahasa kita akan dianggap indah? Kalo kita ngga menghargai bahasa bangsa sendiri, di mana rasa cinta tanah air kita?

    "dan apa itu merugikan? toh it's a closed community of english speaking indonesians."
    >>iya, emang ngga merugikan. Gw sama sekali ngga menyalahkan/menyindir/mengejek oknum A dan B (dalam tulisan) dan teman-teman mereka yang ngomong Inggris kok. Orang-orang yang mikir sikap itu untuk nyombong aja yang sinis dan berpikiran dangkal.

    "kalo bicara bahasa asing itu dianggap norak dan tabu.... gimana bangsa bisa maju? pikirin manfaat yang bisa didapet dari fasih dan BIASA (beda lho) mendengar dan berbicara dalam bahasa asing."
    >> Hear, hear! :)

    ReplyDelete
  21. ...? :

    Anda siapa, ya?
    Mau memperkenalkan diri? Ngga enak juga nyebutnya pake (...?), hehe...

    "our Bahasa had lots of lacks cmpares wit englsh in trms of emotions, vocabs n neutrality of a word"
    >> setuju... Memang kadang sulit mencari padanan kata yang tepat dalam Bahasa Indonesia, apalagi ketika menerjemahkan.
    Contohnya, bagaimana membedakan 'eerie' dan 'terrifying' dalam Bahasa Indonesia? Karena hanya ada kata 'menakutkan' dan 'menyeramkan' yang tidak tepat untuk kata 'eerie'.

    "this, is smthn tht i call 'unpolite' use of language... go learn som ethics..."
    >> Kenapa ngga sopan?

    "i dun tink so, coz offcialy, Indonesia only admit 1 language and it's d Bahasa only. bsides, if u used sundanese in frnt of a foreignrs, u'r not promoting d Bahasa Indonesia.
    nb: evn our daily language tht u use (gw-elo), ain't doin nthin 4 d sake of Bahasa Indonesia. in fact its damaging our Bahasa, i sggst u shall use othr langs rathr thn dmaging d Bahasa tht u lov."
    >> Memang iya hanya satu bahasa nasional kita yaitu Bahasa Indonesia, tapi kalo soal bahasa daerah menurut saya lain lagi masalahnya, karena itu salah satu bentuk kekayaan budaya. Sama aja kayak kesenian lainnya, yang harus dilestarikan. Makanya ada kata2 Bhinneka Tunggal Ika dengan bahasa Indonesia sebagai salah satu sarana pemersatu bangsa, bukan?

    Perbedaan bukan untuk dihilangkan, tapi untuk dihormati dan dijembatani.

    ReplyDelete
  22. tukeranlink:

    Thanks for dropping by... :)
    Dan iya, emang kasian. :)

    Setuju, nasionalisme tergantung sikap.
    Tapi, cara bicara dan berbahasa juga sikap, bukan?

    Yang lebih tepat (menurut saya) adalah nasionalisme jangan hanya diikrarkan dalam otak dan hati, tapi harus dibuktikan oleh sikap.

    ReplyDelete
  23. Tom:

    Iyaa ngagetin banget tiba2 16 komen aja, gitu...
    Dan tiga orang ini diskusi disini...
    Nice... :)

    Hahaha, that poetic-words-whatsoever doesn't make a good pick-up line for me...

    ReplyDelete
  24. Anonymous12:05 PM

    wah, rame banger di atas ... ^^

    ReplyDelete
  25. Anonymous12:49 PM

    "rame banger" = ini salah satu contoh pencampuradukkan bahasa secara tidak senonoh :D

    ReplyDelete
  26. Anonymous12:12 AM

    hahahaha!!!

    ReplyDelete
  27. Anonymous2:28 AM

    hahaha...
    kocak jg nih 'kotak teriakan'...

    ptama2, ini gw Nie:
    0818-bryner
    gw pkir lo dah tau dr postingan ptama gw...

    trus bwt Oom Yuki:
    poin k3 gw slh baca jd lupain aja, my bad.
    poin k1 n k5 mah mslh intrprtasi, jd ya suka2 kau sajalah Bung!
    poin k2 tuh dah byk dsbutin ma yg laen, lo sndri blg d oin k4 bhw byk yg lo sush klo mke bhs indo.

    gni aja deh, gw dbayar lbh gde klo trnslate/intrprte eng-indo. tau knp?
    krn lbh sush n gw pun sbnrnya mals...

    gw lupa sih kata2 apa aja pastinya yg gw sring ksulitan cari padanan yg pas. gni aja lah, klo mang lo pnasaran lo hub gw aja (tnya anie), gw ayo2 aja kok klo mo ngbrol sapa tau gw tmbh pintr biz ngbrol ma elo...
    ok2??? slmt bljr bhs inggris Bung!

    ReplyDelete
  28. wah rame ya... sesuatu yang harusnya jadi jembatan persahabatan malah di sini didebatkan.

    kuncinya toleransi kok, menurut saya. saya sendiri pernah lagi naik lift sama temen saya di brazil sini, bertiga sama satu orang yang ngga saya kenal. eh kitanya ngobrol pake bahasa inggris, orang satu ini (anak2 sih, paling 13 th) balik badan terus cekikikan ngga berhenti2. lucu kali ya denger orang ngmg inggris? ya kita cuek2 aja.. memang bahasa itu ada untuk dipakai kok. mau bahasa sunda, batak, indonesia, inggris, portugis, semua kan untuk berkomunikasi.

    klo emang ada yg punya image jelek tentang mereka yang berbahasa inggris di depan umum (seperti yang dilontarkan dengan pantun itu), saya rasa itu mah masalah sikap saja. mungkin orang2 itu tidak mampu dan lalu merasa terancam. normal kok, memang sudah naturalnya manusia untuk merasa takut dengan hal yang mereka tidak pahami.

    atau bisa juga mereka memang pernah dikecewakan sama orang2 yang berbahasa inggris. ketemu bule yang sok, misalnya. jadi pait deh..

    klo saya, saya memilih memahami perbedaan. inggris juga bukan bahasa terbaik sedunia, misalnya sesudah saya belajar portugis, saya sadar kalau inggris itu belum apa-apa. tetap rendah hati dan belajar terus. hindari perdebatan sia-sia. ngga bikin pinter toh?

    maju terus dan belajar terus!

    ReplyDelete