May 24, 2010

Waktu

Kini malam menyapa,
tak lama pagi sudah hadir kembali
Dan kau tak perlu membalikkan jam pasir
Untuk memastikan sang waktu bergulir

May 20, 2010

kontemplasi

(aku disini bukan aku)


tik

tik

titik-titik bening, kaca jadi basah dari kering

hening

dirimu menyublim


tik

tak

jangan lakukan itu

gelisah menghantui, itu aku sudah tahu

dan ketak sepatu tak mengindahkan tanyaku

tak juga satu


tik

tok

terus berputar, sayang

ia terus berputar

namun berbatas

tak akan menahan bahkan sebuah sentuhan

jika saatnya tiba

jika diri tak sanggup lagi mengerti


titik

kontemplasi adalah kemewahan

bagai milik burung bebas yang menyapa wajah dalam sangkar emas


namun jangan sekarang, sayang

kau kecap manis kemewahan itu

karena aku disini

karena aku disini



Mei 2010


February 14, 2010

Pertemuan

Malam sudah larut.
Sudah bukan jam bertamu, sudah tak patut.
Aku ragu di depan tertutupnya pintu.

Gaung suara bertalu-talu, jauh di ruang yang terasa begitu kosong.
Entah darimana, bahkan aku tak mengenalinya.
"Dia tak akan menolak hadirmu."

Maka pintu itu kuketuk, lalu aku masuk.

Senyap.
Dan burung hantu pun menguhu, seakan dia tahu.
Tahu keresahan ini menggila di dalam hati.

Seribu kata agung.
Puji kuucapkan lewat lidah yang terlanjur kelu, sungguh aku tak mampu.
Mata kami beradu.
Tapi aku melihat senyuman hangat.
Begitu hangat, seakan kami begitu dekat.

Seakan diriku bisa merasakan bumi berputar.
Keringat dingin mungkin muncul.
Diriku pun tak merasa.
Ragu dan gagu.
Hati tersayat sembilu.

Lalu kami bicara.
Entah siapa yang memulai, alam sadar lupa menerima impulsnya.
Nyaman, seperti sepasang kawan lama.

Tiba-tiba aku terisak.
Dan Dia mengelusku di kepala.
Kemudian aku tergelak.
Dia menemaniku tertawa.

"Aku rindu." Akhirnya.
Tapi suaraku tercekat. Malu?

"Tapi aku selalu disini. Tak pernah pergi."

"Aku tahu.
Entah.
...
Mungkin aku yang tak tahu diri."

"Tak apa. Aku disini."

Lalu Dia merengkuhku.
Dan aku pun diam di pelukan-Nya.
Hangat.

Aku terbangun tanpa diri-Nya.
Tapi nyaman itu masih disana.

Aku menengok ke pintu itu.
Di atas secarik kertas dua baris tulisan terbaca.
Sederhana saja, tanpa puitisasi apa-apa.
Bunyinya,
"Aku selalu disini.
Kapan pun kau butuh Aku."

Hangat itu merasuk ke dalam hati.
Bersemayam disana.
Kuharap selamanya.