March 1, 2015

Di Sudut Gelap Taman Mandara

Saat nista taman itu
Kau mau dan kubilang tunggu
Tapi aku kau rengkuh hingga mengaduh

Kuserahkan rahim dan buah cinta
Hingga tiga desidus kau bungkam suaranya
Sejak itu ia kuberikan semua

Selalu kau yang benar, aku tahu
Tubuhku hanya kau yang sentuh, aku setuju
Tapi suaraku, jiwaku, darahku, bukan milikmu

Dalam cermin ada wanita Jeihan
Dan jejak-jejak yang kau sembunyikan
Aku tak bisa ke belakang dengan tenang

Kau dan ia di taman itu lagi
Kuketahui dan kuakhiri
Tak ada lagi aku sang abdi

No comments:

Post a Comment